PERBAUNGAN-Meski masih laporan, pengaduan Rani beru Ginting (20) di Mapolsek Perbaungan kemarin (4/1) cukup mengagetkan. Warga Pasar X, Desa Bingkat, Kec. Pegajahan, Sergai, ini mengaku disiksa suaminya, Sugono alias Gono alias Tarigan (38), sejak dinikahi siri pada 6 tahun lalu, saat Rani berumur 14 tahun.
“Kami menikah tanpa persetujuan orang tua aku,” kata Rani. Menurutnya, sejak kawin, suaminya selalu bertindak kasar asal permintaan ranjangnya tak dipenuhi. “Jika aku tak mau Gono pasti menampar pipi dan menendangku, apalagi kalau dia lagi mabuk,” aku Rani pada polisi penyidik.
Selain acap temperamental, Rani menilai seks suaminya rada edan. Itu karena dalam sehari, Gono minta dilayani di ranjang hingga 17 kali. Itu dimulai sejak perkawinan mereka berumur 2 bulan. Belakangan ini, meski jumlah ‘permintaannya itu’ relatif menurun, minimal Gono harus 5 kali berhubungan intim dalam sehari.
Itu pun dirasa masih menyiksa Rani.
Begitulah. Saking tiada saat tanpa seks, “Untuk makan saja aku tak lagi mengenakan pakaian, gila nggak itu Bang,” kata Rani pada POSMETRO MEDAN di sela pemeriksaan polisi. “Yang lebih gila lagi Gono tak perduli aku sedang datang bulan (haid). Dia tetap saja minta dilayani.”
Rani mengaku terakhir kali dianiaya pada malam tahun baru kemarin. Itulah puncak kesabarannya. Karena tak lagi tahan, tengah malam itu -di sela banyak orang merayakan kedatangan Tahun Baru 2010, Rani lari ke rumah temannya, Nova(21) di Lk. III, Kel. Tualang, Perbaungan.
Tapi kemudian Gono datang menjemput Rani. “Aku tak mau pulang,” jawab Rani. Ini yang membuat Gono kembali emosi. Dia mencekik leher Rani serta menampar wajah isterinya itu hingga mengenai telinga kiri. Akibat tamparan itu, kini telinga Rani selalu sakit asal disentuh. Karena tak mau diajak pulang, Gono pun meninggalkan Rani di rumah Nova. Hingga kemarin, Kapolsek Perbaungan AKP Syahril SH mengaku masih menyelidiki kebenaran pengakuan Rani. Sejumlah saksi masih diperiksa.
0 comments:
Post a Comment