Siapa yang tidak tahu tokoh ini?
Rowan Sebastian Atkinson (lahir 6 Januari 1955) adalah seorang pelawak, pemeran, dan penulis Inggris, terkenal karena film seri televisi Blackadder dan Mr. Bean. Menurut The Observer, ia adalah salah satu dari 50 orang terlucu di Inggris. Ia dilahirkan di Consett, County Durham pada 1955 dari keluarga Eric Atkinson, seorang petani dan direktur perusahaan, dan istrinya Ella May (née Bambridge). Kakaknya adalah politikus Rodney Atkinson. Ia bersekolah di Durham Choristers School, kemudian St Bees School, dan mempelajari teknik elektro di Newcastle University. Ketika di sekolah, ia sekelas dengan mantan perdana menteri Tony Blair. Ia kemudian meraih gelar M.Sc. dari Queens College, Oxford.
Ia mulai muncul di televisi pada acara Not the Nine O'Clock News, diikuti dengan The Black Adder, dan kemudian Mr. Bean. Atkinson telah membintangi iklan untuk Hitachi, Fujifilm, donor darah, dan Barclaycard. Selain itu ia muncul dalam film-film Never Say Never Again, Four Weddings and a Funeral, The Lion King, Rat Race, Love Actually, dan memainkan peran utama dalam Bean, Mr. Bean's Holiday, dan Johnny English.
Atkinson menikah dengan Sunetra Sastry pada 1990, dikaruniai dua anak, Lily dan Benjamin, dan tinggal di desa Oxfordshire. Ia memiliki koleksi mobil dan menulis untuk majalah Car dan Evo. Koleksi mobilnya kebanyakan terdiri dari Aston Martin, termasuk DB7 yang digunakan dalam Johnny English. Mobil Aston Martin V8 Zagato miliknya memiliki plat nomor "COM1C", dan dikendarainya dalam film The Tall Guy.
Tayang secara acak begitu malah membuat Mr. Bean tambah populer. Kehadirannya jadi makin ditunggu setiap orang Inggris. Episode 5, The Trouble With Mr. Bean, pada 1992 ditonton tak kurang 18,74 juta pasang mata di Inggris. Selain itu, kepopuleran Mr. Bean juga mendunia. Indonesia jadi salah satu dari 200 negara yang memutarnya—angkanya lebih besar dari jumlah anggota PBB (192 negara) atau Gerakan Non Blok (118 negara).
Nggak cuma ditonton banyak orang, Mr. Bean juga mengoleksi banyak penghargaan. Episode pertamanya memenangkan penghargaan bergengsi piala Golden Rose dan 2 gelar lain di ajang Rose d'Or Light Entertainment Festival di Montreux, Swiss pada 1991. Di Inggris, episode The Curse of Mr. Bean dinominasikan di ajang BAFTA Awards 1991 buat kategori Best Light Entertainment Programme dan Best Comedy (programme or series). Sedang Rowan sendiri dinominasikan buat Best Light Entertainment Performance pada 1991, 1992, dan 1994.
Kendati sukses, serial Mr. Bean tak dibuat banyak. Serial ini malah alih rupa jadi film kartun pada 2002—sempat tayang di SCTV. Tujuannya, buat menggaet penonton lebih banyak. Sosok Bean yang hidup (bukan kartun) justru berkembang jadi film layar lebar lewat Bean: The Ultimate Disaster Movie (1997). Kendati dikritik tak sebagus seri tevenya, versi filmnya tetap mendatangkan untung 230 juta dollar dari seluruh dunia, dengan bujet kira-kira 22 juta dollar.
ga pernah bosen nonton Mr bean
“Ecce homo qui est faba (Lihatlah pria yang namanya berarti kacang—bean)”
—dari koor pembuka serial Mr. Bean—
Kita ingat betul bagaimana jalan ceritanya. Ya, sekali waktu ia datang ke tempat ujian matematika. Namun, ia belum belajar soal-soal kalkulus. Lantas, dia berusaha keras menyontek pada orang di sebelahnya. Kali lain, ia terkantuk-kantuk pada sebuah misa di gereja. Kali lain lagi, ia yang tadinya sok berani naik ke papan loncat paling tinggi di sebuah kolam renang, ternyata takut setengah mati begitu sampai atas.
Ya, Anda tahu kami sedang membicarakan siapa: Mr. Bean.
Dialah pria yang tak jelas asal-usulnya. Di pembuka cerita, kita cuma diberi lihat kalau sosok Bean tiba-tiba muncul di tengah jalan dari sorotan lampu—seolah mengesankan ia makhluk luar angkasa. Kita tak pernah tahu persis nama depannya, ataupun pekerjaannya. Tapi, kita hapal betul “seragamnya”: jas kecoklatan dan dasi merah tipis. Bean tinggal sendirian di sebuah apartemen di Highburry, London Utara, Inggris. Teman sekamarnya hanya sebuah boneka beruang kesayangan yang dinamainya Teddy. Bean punya sebuah mobil mini jenis MK III Austin Mini 1000 keluaran 1977 warna kuning. Meski tingkahnya aneh, Bean punya pacar, Irma Gobb, wanita berkacamata yang tak cantik-cantik amat.
Bean sosok yang punya banyak karakter. Kadang ia tampak sebagai pria sok tahu. Atau Bean bisa sok berani, tapi ternyata amat penakut (ingat adegan di kolam renang atau saat menonton film horor bareng pacarnya). Beberapa kali Bean muncul sebagai pria pelit, jorok (menaruh roti di kaus kaki), atau menyebalkan. Kendati begitu, Bean jelas pria yang membuat kita terpingkal-pingkal. Mimiknya saja mengundang senyum. Tingkahnya membuat terbahak tak habis-habis
0 comments:
Post a Comment